(i) benih pertemuan

Sebuah perjalanan dimulai dengan sepasang kaki, yang tidak hanya mengantarkannya ke garis akhir;

namun juga pada satu titik benih pertemuan, yang menjadikannya utuh.

Ruangan ini menceriterakan sebuah awal dan mula, tentang bagaimana dua manusia diciptakan untuk bertemu pada sebuah titik persimpangan.

Benih pertemuan adalah persimpangan energi yang menjadikannya nyala, dan utuh.

(ii) kecewa dan tanda tanya

Manusia bersahabat dengan permutasi kemungkinan.

Pada hilangnya sinergi energi pada benih pertemuan, dua manusia akan kembali melebur menjadi energi terpisah.

Dalam laranya, manusia akan meluapkan

energinya dalam berbagai wujud emosi :

amarah, dendam, tangisan, jeritan, pilu, kecewa.

Muara dari segala bentuk emosi tersebut,

lalah tanda tanya yang terus menggantung

tapa ada suara jawaban yang bisa terdengar.

(iii) tuaian hari senja

Manusia bersahabat dengan permutasi kemungkinan.

Pada kemungkinan menyatunya partikel energi dari dua manusia,

mereka akan nyala. Mendapati energi serupa yang saling ditemukan

pada satu sama lain, membawa mereka berlayar jauh ke tengah lautan.

Dalam perjalanannya, badai dan ombak bukan lagi menjadi

sinyal rasa takut, melainkan menjadi kawan yang terus menguatkan.

Hingga akhirnya, berlabuh menjadi garis akhir dari perjalanan.

Bersama, mereka akan menutup hari dengan langit jingga dari senja, bersama tuaian memori dan garis senyum yang saling mereka ukir, hari demi hari.

(iv) pertanyaan kolektif

Kehidupan ialah perihal berkawan dengan

semua kata dan tanda tanya.

Manusia adalah sinergi memori dan rangkuman peristiwa

yang secara kolektif, membentukya manusia.

Ruangan in menceriterakan tentang isi hati terdalam manusia,

yang bertujuan untuk mengingatkan manusia untuk terus

mawas diri akan siapa dirinya. Napak tilas.

Secara kolektif, pertanyaan dan pernyataan yang disimpan dalam hati, akan perlahan menjawab -

siapakah aku dan bagaimanakah aku.

tentang perayaan diri di dalam dua jiwa

“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.”

Bagaimana jika,

mereka akan tetap menjadi dua,

yang saling mengaitkan jari telunjuknya

pada seutas tali?

Perjalanan kasih dua jiwa,

tak hanya dapat dimaknai sesederhana;

bertemu, menjalin, dan berakhir bahagia.

Masing manusia akan menjumpai

banyak kemungkinan akan alur cerita;

mulai dari bertemu, (lalu selesai),

kemudian mengenali lebih dalam, (lalu selesai),

memutuskan untuk berkomitmen, (lalu selesai),

bertahan dan berakhir bahagia, atau (lalu selesai).

Penyajian karya melalui fotografi dan videografi ini,

dimaksudkan untuk menjadi pengingat bagi penikmatnya,

bahwa dalam perjalanan yang tengah dijalani

bersama seorang lain yang pada telunjuknya

kita sudah terikat pada seutas tali;

kita selalu punya kita untuk dirayakan.